PURWOKERTO – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Tengah menggelar Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) Karate 2025 sebagai ajang pembuktian bagi para atlet terbaiknya.
Kejuaraan ini menjadi tolok ukur pembinaan dan peningkatan prestasi, sekaligus bagian dari persiapan menghadapi Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XVII 2026 di Semarang Raya.
Menurut Ketua Umum Forki Jateng Bambang Raya Saputra, ajang ini penting untuk memberikan pengalaman bertanding bagi atlet, karena tanpa kompetisi yang rutin, sulit untuk mengetahui hasil latihan dan menemukan bibit-bibit atlet berbakat.
Selain itu, Kejurprov ini juga menjadi ajang seleksi sebelum persiapan kejuaraan nasional di Riau pada April 2025.
Pada edisi sebelumnya, cabang olahraga karate Jawa Tengah menunjukkan performa gemilang di PON XXI Aceh-Sumatera Utara 2024 dengan menyumbangkan satu medali emas dan empat perunggu.
Secara keseluruhan, kontingen Jawa Tengah berhasil meraih 71 emas, 70 perak, dan 115 perunggu, menjadi pencapaian terbaik sepanjang keikutsertaan di PON.
Peningkatan Kualitas Perwasitan dan Pelatihan
Kejurprov Karate 2025 juga diawali dengan penataran wasit, juri, dan akreditasi pelatih untuk meningkatkan kualitas perwasitan di Jawa Tengah. Semua wasit, baik tingkat daerah, nasional, maupun Asia, diwajibkan mengikuti penataran agar standar penilaian lebih sistematis dan berintegritas.
“Harapan kami adalah menciptakan sistem penilaian yang adil dan profesional, karena keputusan akhir dalam pertandingan ada di tangan wasit,” ujar Ketua Umum Forki Jateng Bambang Raya Saputra di GOR Satria Purwokerto, Rabu 26 Februari 2025.
Tahun ini, Kejurprov Karate Jawa Tengah diikuti oleh 340 atlet putri dan 417 atlet putra, dengan total 831 entri per kelas. Kabupaten Banyumas yang menjadi tuan rumah awalnya berencana mengirimkan hampir 200 atlet, namun karena regulasi, hanya 20 atlet yang dikirim secara resmi. Namun, secara keseluruhan, ada sekitar 300 atlet asal Banyumas yang berpartisipasi mewakili berbagai perguruan.
Sayangnya, kondisi karate Banyumas saat ini dinilai menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya pembinaan dan minimnya dukungan anggaran dari KONI Banyumas selama dua periode kepemimpinan terakhir.
“Tanpa anggaran yang memadai, pembinaan akan sulit berjalan. Namun, ke depan kami optimis karena pembinaan mulai berjalan kembali di seluruh dojo dan perguruan di Banyumas,” jelasnya.
Dalam jangka panjang, Forki Jawa Tengah telah menyiapkan program P3T (Proses, Progress, dan Target) dengan sasaran utama meraih empat medali emas di PON 2028 di NTB.
“Untuk meraih juara sebenarnya tidak sulit jika semua elemen menjalankan tugasnya dengan baik. Prestasi adalah etalase utama dalam organisasi olahraga,” tegasnya.
Dengan semangat tinggi dan persiapan yang matang, Kejurprov Karate Jawa Tengah 2025 diharapkan melahirkan atlet-atlet terbaik yang siap bersaing di tingkat nasional maupun internasional.