BANYUMAS – Warga Desa Kemiri, Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas terpaksa menggunakan saluran pembuangan air di bawah rel kereta api sebagai jalur alternatif selama enam tahun terakhir.
Kondisi ini terjadi sejak penutupan perlintasan sebidang rel kereta api pada 2019 akibat proyek pembangunan rel ganda.
Evi Septi, salah seorang warga, mengungkapkan bahwa ia dan warga lainnya harus melewati terowongan sempit itu setiap hari.
“Saya berangkat kerja lewat situ meski banjir sekalipun. Tidak ada pilihan lain yang lebih dekat,” ujarnya.
Saluran yang sebenarnya tidak dirancang untuk lalu lintas warga ini kini menjadi jalur harian bagi pejalan kaki, pengendara sepeda motor, bahkan tukang becak.
Camat Sumpiuh Ahmad Suryanto menjelaskan bahwa pemerintah telah mengajukan usulan pembangunan jembatan penyeberangan sebagai solusi permanen.
“Kami mengusulkan akses yang aman untuk pejalan kaki, sepeda motor, dan becak,” katanya.
Lokasi yang diusulkan berada dekat dengan bekas perlintasan sebidang yang ditutup. Saat ini, pemerintah kecamatan sedang mempersiapkan Detail Engineering Design (DED) dan rencana anggaran untuk mempercepat realisasi proyek.
Terowongan yang digunakan warga saat ini sangat berbahaya karena sempit, gelap, dan rawan banjir saat hujan. Namun, karena menjadi jalur terpendek menuju pusat perekonomian, sekolah, dan kantor kecamatan, warga tetap menggunakannya demi menghemat waktu dan tenaga.
Kunjungan Anggota DPR RI Komisi V yang membidangi infrastruktur dan transportasi beberapa waktu lalu sempat membangkitkan harapan warga.
Mereka berharap pembangunan jembatan penyeberangan segera direalisasikan untuk mengakhiri ketergantungan pada jalur yang tidak layak ini.
Sementara menunggu solusi permanen, warga masih harus menghadapi risiko setiap kali melintasi saluran pembuangan yang berbahaya.
Dinas Pekerjaan Umum Banyumas diharapkan dapat segera menindaklanjuti usulan ini guna meningkatkan keselamatan transportasi dan kualitas mobilitas warga di Desa Kemiri.
Pembangunan infrastruktur yang layak menjadi kebutuhan mendesak untuk melindungi nyawa dan memudahkan aktivitas sehari-hari masyarakat setempat. (fij/*stch)